Candi Dadi adalah cuma satu candi di Indonesia yang miliki lubang sumur di atasnya. Uniknya, sumuran itu dikala hujan turun sederas apa pun tidak dulu menggenang air. Air yang turun langsung meresap ke dalam. Sejak awal berdiri, candi ini belum dulu mengalami pemugaran, menjadi Candi Dadi tetap serupa dengan era dulu.
Candi Dadi merupakan candi tunggal slot demo yang tidak miliki tangga juga hiasan maupun arca. Berdiri pada ketinggian 360 mtr. di atas permukaan laut (mdpl). Lokasinya berada di lingkungan pegunungan Walikukun.
Laporan Belanda pada abad ke-19 mengatakan bahwa di lereng utama pegunungan Walikukun di Tulungagung terdapat lima kelompok candi. Candi Dadi menjadi salah satu dari lima candi berikut yang keadaannya tetap memadai baik. Sedang yang lain telah tak berbekas lagi. Candi lainnya yang dinamai Candi Urung, Candi Buto, dan Candi Gemali, telah runtuh tidak berbentuk. Hanya berupa gundukan batu andesit yang jumlahnya pun tinggal sedikit.
Denah Candi berupa bujursangkar dengan ukuran panjang 14 meter, lebar 14 meter, dan tinggai 6,5 meter. Bangunan berbahan batuan andesit itu terdiri atas batur dan kaki candi. Berbatur tinggi dan berpenampilan tiap tiap sisinya.
Pada permukaan atasnya tampak bekas tembok berpenampang bulat yang mungkin bermanfaat sebagai sumur. Diameter sumur adalah 3,35 mtr. dengan kedalaman 3 meter. Candi Dadi tidak miliki tangga atau pintu masuk, dindingnya pun polos tanpa ditambah hiasan.
Latar Belakang Sejarah
Candi Dadi merupakan peninggalan dari era Kerajaan Majapahit. Candi ini diperkirakan dibangun pada akhir abad ke-14 atau abad ke-15. Pembangunan candi diduga mengenai dengan era suram yang terjadi di Kerajaan Majapahit sepeninggal Prabu Hayam Wuruk pada 1389.
Ketidakstabilan politik di kerajaan berimbas pada kekacauan di segala bidang kehidupan. Termasuk kehidupan agama masyarakatnya. Dalam suasana demikian, sebagian penganut Hindu-Buddha memilih menjauhkan dari pusat pemerintahan sehingga dapat menggerakkan keyakinan mereka tanpa adanya gangguan.
Salah satu daerah yang dipilih adalah puncak-puncak bukit, layaknya wilayah Candi Dadi. Pemilihan wilayah ini dihubungkan dengan keyakinan penduduk pada pas itu bahwa gunung adalah tanah atau daerah suci persemayaman leluhur atau dewa. Itulah mengapa Candi Dadi dibangun di atas perbukitan, dikarenakan digunakan sebagai daerah pemujaan. Fungsi Candi Dadi lainnya adalah sebagai daerah pembakaran jenazah tokoh penguasa.